Kahf

Takbiran Iduladha: Lafaz, Waktu, dan Keutamaannya

Ditulis oleh:

author

Writer

Takbiran Iduladha bukan cuma tradisi malam sebelum salat Id, ini adalah gema keimanan yang membangkitkan semangat tauhid. Di balik lantunan takbir, ada makna kemenangan spiritual dan ketundukan total kepada Allah Swt. 

Namun, apakah lo tahu kalau ada waktu takbiran Iduladha yang sering terlewat, dan lafaznya juga punya versi berbeda? Yuk, gali lebih dalam makna, bacaan, hingga keutamaannya dalam artikel ini.

Lafaz Takbiran Malam Iduladha

Allahu akbar

Lafaz takbiran Iduladha yang menggema dari masjid ke masjid atau lapangan terbuka ternyata punya beragam versi dan semuanya sah, karena intinya adalah syiar. 

Versi pendek, yang paling umum, berbunyi:

اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Allahu akbar Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah, wallahu akbar, Allahu akbar, wa lillaahil-hamd

“Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, dan segala puji bagi Allah.”

Umumnya, lafaz ini dibaca sendiri, selepas salat, atau saat berzikir pribadi. Sementara versi panjang sering lo dengar dalam suasana lebih meriah—takbir keliling, masjid besar, bahkan siaran televisi. Biasanya versi ini menambahkan selawat dan syair Islami yang menyentuh. 

Tempo dalam melantunkannya juga lebih khusyuk dan irama yang menggugah. Meski berbeda dalam gaya, keduanya tetap bernilai ibadah. Mengingat takbir bukan soal lisan semata, gema tauhid selalu berhasil menyentuh hati, baik secara personal maupun berjemaah.

Zikir dalam Takbiran: Lebih dari Sekadar “Allahu Akbar”

Sekelompok orang-orang bersujud di dalam bangunan

Takbiran tak selalu harus monoton. Justru, salah satu bentuk menghidupkan zikir takbiran Iduladha adalah dengan menyisipkan bazaan zikir lain, seperti tasbih (subhanallah), tahmid (alhamdulillah), dan tahlil (laa ilaaha illallah) di antara lafaz takbir. 

Selain memperkaya lantunan, hal ini juga menjaga hati tetap terhubung dengan makna ibadah yang sedang lo jalankan. Dalam konteks sunah Iduladha, memperbanyak zikir menunjukkan bahwa takbir kita bukan sekadar seremonial atau ikut-ikutan keramaian, Bro. 

Zikir adalah bentuk pengingat akan kebesaran Allah Swt., rasa syukur atas nikmat-Nya, dan bentuk ketundukan pada setiap perintah-Nya. Takbir yang diselingi zikir menjadikan gema Iduladha terasa lebih hidup, bukan hanya di udara tapi juga di dalam dada. 

Karena pada akhirnya, yang dicari dari takbiran bukan suara paling lantang, tapi hati yang paling hadir.

Baca Juga: Rukun Salat Iduladha

Apa Perbedaan Takbiran Idulfitri dan Iduladha?

Matahari tenggelam 

Banyak yang mengira takbiran Iduladha hanya terjadi di malam hari sebelum salat Id, padahal waktunya jauh lebih luas. Takbir sebenarnya mulai sejak matahari terbenam pada malam 10 Dzulhijjah (malam Id) dan terus berlanjut hingga terbenamnya matahari pada hari ke-13 Dzulhijjah, yakni akhir dari hari tasyrik. 

Takbir ini juga terbagi dua: takbir mursal (umum) sebelum rukun salah Iduladha, dan takbir muqayyad (terikat), yang sifatnya sunah setelah salat wajib selama hari-hari tasyrik.

Berbeda dengan Idulfitri, di mana takbir hanya berlangsung sampai sebelum salat Id sebagai penanda kemenangan usai Ramadan, takbir Iduladha mencerminkan semangat pengorbanan dan ketundukan ala Nabi Ibrahim.

Durasi yang lebih panjang juga bukan tanpa alasan. Ini menunjukkan bahwa takbiran bukan momen sesaat, tapi zikir yang menyertai hari-hari paling agung dalam Islam. Bukan hanya suara yang menggema, tapi hati yang turut tunduk dan memahami.

Keutamaan Takbiran Iduladha: Gema yang Menguatkan Jiwa

Dua orang pergi bersama ke masjid

Lantunan takbir yang akrab kita dengar saat Iduladha menyimpan kekuatan spiritual yang besar, Bro. Selain ucapan Iduladha yang meriah, ini menjadi syiar Islam yang menunjukkan pengagungan tulus kepada Allah Swt. Al-Qur’an memerintahkan, “وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا” yang artinya:

Dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebenar-benarnya” (QS. Al-Isra’: 111)

Mengagungkan Allah Swt. lewat takbir memperkuat kesadaran diri akan posisi kita sebagai hamba. Sama seperti niat mandi Iduladha yang menjadi awal kesucian lahir, takbir berfungsi sebagai pembersih batin, mengajak jiwa untuk kembali fokus pada nilai nilai tauhid, pengorbanan dan kepasrahan. 

Berikut adalah beberapa keutamaan takbir Iduladha:

  • Menghidupkan suasana Iduladha dan memperlihatkan kekompakan umat dalam mengagungkan nama Allah.
  • Rasulullah mencontohkan takbiran sebagai amalan sunah yang dianjurkan dalam menyambut hari-hari besar Islam. Melafalkannya berarti juga menghidupkan sunah Nabi.
  • Selain tentang suara, gema takbir juga tentang hati yang bersatu dalam satu tujuan—menguatkan iman, meneguhkan tauhid.
  • Hari-hari setelah Iduladha bukan hari biasa. Dengan terus bertakbir, kita menjaga kesadaran bahwa momen ini penuh keutamaan dan pahala.

Takbir yang lo ucapkan dengan kesadaran pada akhirnya nggak hanya menggema di ruang ibadah, tapi juga mengakar dalam dari dan mengarahkan hidup.

Takbir yang Siap, Hati yang Mantap

Pria dan buku di atas meja

Malam takbiran adalah momen yang spesial, bukan cuma soal lantunan takbir, tapi juga kesiapan diri menyambut hari raya. Setelah menata hati lewat bacaan takbiran Iduladha, jangan lupa jaga penampilan lahiriah: tubuh bersih, aroma segar, dan pakaian terbaik. 

Karena syiar itu bukan hanya terdengar, tapi juga terlihat. Dan untuk lo yang ingin tampil siap dari ujung kepala sampai langkah kaki. Kahf bisa jadi teman terbaik di malam takbiran Iduladha yang penuh makna dan energi yang asik.

kahf author

Kahf Author

Writer

Kahf lahir dari keyakinan bahwa perawatan diri lebih dari sekadar kulit — ini tentang kepercayaan diri, keseimbangan, dan tujuan. Terinspirasi oleh semangat alam dan dorongan pria modern, Kahf menciptakan kebutuhan sehari-hari yang melampaui perawatan.

Bagikan Sekarang:

Banner Product
Banner Product

Siap Meningkatkan Rutinitas Anda?

Menguatkan Rutinitas Anda dengan Perawatan Terbukti. Jelajahi rangkaian lengkap Kahf sekarang

Lihat Semua Produk