
4 Syarat Berkurban yang Wajib Dipenuhi agar Ibadah Sah
Ditulis oleh:

Writer
Syarat berkurban bukan sekadar formalitas di Hari Raya. Hal ini adalah fondasi dari ibadah yang sangat dianjurkan setiap tahunnya. Momen penyembelihan hewan ini menyimpan pesan besar tentang ketundukan dan keikhlasan serta pengorbanan diri.
Namun, apakah semua kurban otomatis sah? Belum tentu. Yuk, kita kupas tuntas syarat berkurban agar ibadah lo tahun ini benar-benar bernilai di hadapan Allah Swt.
4 Syarat Sah bagi Pekurban
Banyak yang mengira kurban hanya buat yang “berlebih”. Padahal, syarat jadi orang yang berkurban lebih dalam dari sekadar isi dompet atau jumlah saldo.
Berikut adalah syarat sah berkurban yang perlu lo perhatikan:
1. Muslim
Kurban adalah ibadah eksklusif bagi umat Islam. Selain menyembelih hewan, kurban jadi simbol kepatuhan kepada perintah Allah Swt. dan pengejawantahan dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. Makanya, hanya Muslim yang sah secara keyakinan yang layak menjalankannya.
2. Akil Baligh
Setelah syarat keimanan, kesadaran jadi kunci berikutnya. Kurban bukan ritual warisan keluarga, tapi keputusan ibadah yang menuntut kedewasaan penuh. Oleh karena itu, anak-anak yang belum baligh tidak terbebani tanggung jawab ini, meskipun orang tuanya bisa melakukannya atas nama mereka.
3. Merdeka (Bukan Budak)
Kebebasan, di masa lalu, berperan besar dalam menentukan kelayakan beribadah. Budak tidak punya kuasa penuh atas harta, sehingga belum sah jika berkurban atas nama sendiri. Syarat ini menegaskan bahwa kurban adalah ibadah bagi mereka yang punya kendali penuh atas pilihan dan kepemilikan.
4. Mampu atau Memiliki Kelebihan Harta
Poin yang tak kalah penting adalah kemampuan. Namun, perlu lo catat, mampu bukan berarti harus kaya raya. Syaratnya adalah memiliki kecukupan hidup: sandang, pangan, papan, serta kelebihan yang memungkinkan membeli hewan kurban tanpa memberatkan.
Kemampuan ini juga menyiratkan kejelasan sumber harta—kurban tidak sah apabila hewan tersebut dibeli dari utang yang belum lunas, uang riba, atau transaksi syubhat.[1] Bahkan bila semua tata cara kurban sesuai sunah sudah dijalani, tetap nggak cukup kalau harta yang lo gunakan nggak bersih.
Ini karena kurban bukan buat menunjukkan status sosial, tapi wujud pengorbanan yang lahir dari hati yang rela dan jiwa yang sadar.
Hewan Kurban: Nggak Asal Sembelih, Ada Standarnya
Kalau syarat orang berkurban dalam Islam sudah terpenuhi, pertanyaan berikutnya: apakah hewan yang akan lo kurbankan juga sah? Karena dalam sunah Iduladha, nggak semua hewan bisa disembelih.
Berikut standar hewan yang sah untuk kurban:
- Kambing berusia 1 tahun, atau domba berusia 6 bulan yang tampak seperti usia 1 tahun.
- Sapi berusia paling muda 2 tahun, dalam kondisi sehat dan bebas cacat.
- Unta dengan usia termuda 5 tahun.
- Semua hewan harus sehat, nggak pincang maupun buat, nggak kurus ekstrem, sekaligus nggak menanggung cacat nyata.
Ada pengecualian khusus untuk domba muda, sebagaimana sabda Rasulullah: “Jika sulit bagi kalian, maka sembelihlah jadza’ah dari domba.” (HR. Muslim).
Selama fisiknya menyerupai yang dewasa, domba muda pun sah jadi kurban. Kalau hewan saja ada standar lahiriah dan fungsional, pertanyaannya—sebagai pekurban, apa kita sudah cukup “pantas” di mata-Nya?
Tata Cara Berkurban: dari Niat sampai Penyembelihan
Selain beli hewan terbaik, siapa saja yang berkurban harus mengikuti tata cara berikut agar ibadah sah dan bernilai:
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu penyembelihan adalah setelah salat Iduladha hingga akhir hari tasyrik atau 13 Dzulhijjah. Apabila penyembelihannya sebelum salat Iduladha atau setelah hari tasyrik terakhir maka kurbannya tidak sah.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa menyembelih sebelum salat, maka hendaklah ia mengulanginya.” (HR. Bukhari)
2. Niat
Orang yang berkurban harus melafalkan niatnya. Namun, ini bisa diwakilkan kepada penyembelih. Selain itu, sunahnya mengumandangkan takbir ketika menyembelih untuk menghidupkan syiar.
3. Arah dan Posisi
Hadapkan hewan ke arah kiblat, dalam posisi rebah ke kiri. Penyembelih juga dianjurkan menghadap kiblat sebagai bentuk ketundukan.
4. Alat dan Proses
Gunakan pisau tajam dan lakukan pemotongan secepat mungkin untuk mengurangi rasa sakit. Jangan memperlihatkan pisau di depan hwan.
Menjalankan syarat sah kurban sapi atau jenis lainnya nggak cukup dari kelayakan jiwa, tapi juga memperhatikan syarat hewan kurban yang sah secara teknik. Kenapa? Agar ibadah ini nggak hanya sah, tapi pahalanya juga penuh.
Aturan Membagi Daging Kurban
Bagi-bagi daging kurban juga jadi bagian dari ibadah, bukan asal bagi. Idealnya: sepertiga untuk diri dan keluarga, sepertiga untuk tetangga atau kerabat, dan seperti lagi untuk fakir miskin.
Daging juga nggak boleh dijual, apalagi panitia mengambilnya untuk upah. Membungkusnya dengan gaya modern diperbolehkan, asalkan hak penerimanya nggak terlewat, Bro. Karena kurban bukan tentang memberi sisa, tapi memilih yang layan dan terbaik.
Waktu penyembelihan kurban memang terbatas, tapi persiapan niat dan ikhlasnya bisa lo mulai dari sekarang—dari merapikan hati, membersihkan diri, hingga siap berbagi. Dan dalam proses itu, Kahf bisa jadi teman yang membersamai.
Karena sebelum memenuhi syarat berkurban, pastikan diri juga ikut berbenah dan tak asal menyerah.

Kahf Author
Kahf lahir dari keyakinan bahwa perawatan diri lebih dari sekadar kulit — ini tentang kepercayaan diri, keseimbangan, dan tujuan. Terinspirasi oleh semangat alam dan dorongan pria modern, Kahf menciptakan kebutuhan sehari-hari yang melampaui perawatan.
Bagikan Sekarang:
Jelajahi artikel menarik lainnya



Siap Meningkatkan Rutinitas Anda?
Menguatkan Rutinitas Anda dengan Perawatan Terbukti. Jelajahi rangkaian lengkap Kahf sekarang